Kamis, 10 Februari 2011

KEMUDAHAN TANTANGAN HIDUP ATAU KEHEBATAN DIRI?

Ini memang pertanyaan unik. Kadang kita berharap segala sesuatu lebih MUDAH untuk hidup kita. Kita berharap tantangan lebih MUDAH, kita berharap konflik lebih MUDAH diatasi, pekerjaan lebih MUDAH, menjual lebih MUDAH, presentasi lebih MUDAH, dan lain-lain.

Dalam menghadapi sesuatu dalam hidup, PILIHAN-nya ada di dua sisi, yakni mengharap tantangannya lebih MUDAH atau mengharap diri kita yang lebih hebat sehingga mampu menangani tantangan tersebut dengan MUDAH. Kalau kita ingin generalisasi, godaan ter-MUDAH adalah mengharap dan mungkin berdoa agar 'masalah', tantangan, kasus, situasi, orang, atau apapun yang kita hadapi, menjadi lebih MUDAH.
Pertanyaannya, kenapa tidak menginginkan kemampuan lebih saja? Kenapa tidak menaikkan kehebatan kita saja? Kenapa MEMILIH ke-MUDAH-an tantangannya?

Pernah seorang peserta seminar bertanya kalau bisa MEMILIH tantangan yang mudah kenapa harus MEMILIH yang susah? Nah, apakah kita MEMILIH tantangan yang mudah, atau kita MEMILIH menaikkan level kemampuan kita sehingga tantangannya bisa kita hadapi dengan lebih MUDAH? Ada perbedaan di sini.

Ada perbedaan antara kemampuan MEMILIH tantangan yang MUDAH, dengan MEMILIH kemampuan untuk memper-MUDAH tantangan yang sulit.

Semakin tinggi level kehebatan atau kemampuan kita, tantangan pun seharusnya lebih MUDAH kita hadapi, dan kita pun dengan MUDAH MEMILIH solusi. Dan semakin tinggi level kehebatan kita pula, semakin MUDAH pula kita memper-MUDAH sebuah tantangan.

Sebuah PRESUPOSISI NLP mengungkap: "Kemampuan untuk mengubah PROSES dimana kita mengalami realita sering lebih berharga daripada mengubah isi dari pengalaman kita mengenai realita tersebut"

Bukan kemampuan untuk mengubah konten atau isi dari tantangannya, atau kemampuan mencari tantangan yang MUDAH, tapi kemampuan mengubah proses dari penyesaian dari tantangan tersebut. Sederhananya, yang lebih bermanfaat adalah strategi, cara, atau kemampuan dalam membaca, melihat, memaknakan, dan mencari solusi tantangannya. Dan ini berhubungan dengan kehebatan kita dalam menghadapi tantangan, bukan ke-MUDAH-an tantangannya.
Ini memang soal PILIHAN.

Saya selalu katakan, tingkat tantangan yang dihadapi pada akhirnya melambangkan tingkat kehebatan orangnya. Dan kehebatan seseorang bukan dari kemampuannya MEMILIH tantangan/masalah yang MUDAH untuk dihadapi, tapi dalam memper-MUDAH tantangan/masalah yang dihadapi dengan kemampuannya.

Jadi, yang mana PILIHAN Anda? Menginginkan tantangan/masalah yang MUDAH, atau menginginkan kehebatan/kemampuan untuk memper-MUDAH tantangan/masalah?

Tidak ada komentar: