Selasa, 19 April 2011

Aku memintanya dari-Mu

Hari masih terlalu dini ketika aku terbangun dan membuka mataku. Masih terasa berat dan beban. Kantuk rasanya masih sangat akrab hingga dia tak mau pergi.
Aku gerakkan badanku perlahan. Posisi tidurku yang miring agaknya membuat sekujur tubuhku terasa pegal. Aku tatap langit-langit kamar, masih memfokuskan mata untuk mengerjap dan menghilangkan kantuk. Aku lihat jam digital dari handphone yang tak pernah lepas kemanapun aku pergi. Mmm…jam 3 pagi.
Adzan pertama pagi itu berkumandang pelan dari masjid yang letaknya tak jauh dari kostQ. Allahu akbar…berat sekali badan dan mataku untuk diajak kerja sama hari ini. Mungkin karena aku baru bisa tertidur setelah lkewat jam 12 tadi malam. Hmmp…berarti tidurku masih kurang dari 3 jam.
Aku dudukkan badanku. Setengah memaksa untuk duduk lebih tepatnya. Mataku tiba-tiba berair ketika aku menguap panjang, sepertinya dia protes karena cuma diberi waktu sedikit untuk istirahat. Tapi karena aku ingin mengadukan sesuatu dan ingin meminta sesuatu dari yang membuatnya dan membuatku, aku memaksanya.
“Ayo…kita lakukan ini sama-sama. Oke?”

Aku berdiri. Mencoba menghilangkan dinginnya kota Bandung dengan menggerakkan kedua tanganku. Bandung kala pagi buta seperti ini memang paling nyaman untuk tidur dan mengistirahatkan mata.
Berjalan melewati lorong yang di kanan-kirinya terdapat sisa-sisa tawa anak-anak kost. Kamar mandi pun terlihat terang. Aku melangkahkan kaki masuk dan memutar kran air. Air terasa lebih dingin daripada waktu-waktu malam sebelumnya. Mungkin karena seharian tadi Bandung diguyur hujan.
Setelah mengambil wudhu, kembali ke kamar dan menyiapkan sajadahku, aku takbir. Allahu Akbar….Maafkan hamba karena hamba sering lalai terhadapmu Ya Allah. Aku yang jarang meminta dari-Mu. Aku yang masih sering berjalan sombong di bumi-Mu.
Sholatku masih terasa kurang dan jauh dengan kekhusyukan. Masih harus segera memperbaiki. Sambil tetap duduk di bentangan sajadahku, aku berdoa.
Allah..
Aku menghadap-Mu dengaan segala kekuranganku.
Aku menghadapmu dengan segala dosa yang aku lakukan ketika aku lalai dariMu.

Ya Allah..
Engkau Maha Tahu dari segala kegundahan hati hamba.
Dan Engkau Maha Tahu atas segala sesuatu tentangnya.
Tentang dia yang selama ini mengganggu tidur hamba, yang menjadi alasan hamba untuk menjaga diri, yang menjadi alasan tangis hamba ketika hamba menghadapMu suatu hari yang lalu.

Perasaan ini cukup mengangguku.
Keterbatasanku sebagai seorang manusia biasa yang memaksaku atas hal yang seharunya tak aku lakukan ini, aku menangis karena seorang wanita, bukan karena-Mu.
Maafkan atas kesalahan hamba ini Ya Allah.

Allah, aku belum mempunyai apa-apa untuk terus terang kepadanya.
Aku belum siap menjadi imam untuknya.
Yang aku punya hanyalah kemantaban hati untuk berjuang demi dia.

Yang aku takutkan Ya Allah, dia yang selama ini aku tunggu ternyata bukan milikku.
Bisa aku bayangkan sebelumnya, bagaimana rasa kecewaku nanti, bagaimana tangisku akan mengisi hari-hariku.
Aku manusia biasa yang punya rasa kecewa.
Dan aku sadar aku tak sekuat itu untuk merelakannya.

Yang aku pinta dari-Mu Ya Allah, aku memintanya dari-Mu.
Engkaulah Sang Penguasa Hati setiap hamba-Mu.
Bukakanlah hatinya untuk hamba.
Dan kuatkanlah hati hamba jika ternyata dia bukan milik hamba.
Berikanlah petunjuk yang terbaik bagi hamba, bagi keluarga hamba kelak, dan tentunya bagi agama hamba.

Tapi sebelumnya, aku memintanya dari-Mu Ya Allah.
“aku tau aku gak boleh meminta sesuatu yang telah ditakdirkan, ini lah kesalahan yang aku sadari”

Tidak ada komentar: