Jumat, 25 Maret 2011

Masalah dalam Keluarga...

Sebenarnya cuaca siang ini enaknya dipake untuk tidur. Hujan lebat, udara sejuk, rumah sepi, tapi anak-anakku sepertinya belum kehabisan energi untuk bermain dan bercanda. Teriakan dan omelan saya untuk mereka cepat tidur –supaya mami punya time alone- sama sekali tidak digubris mereka. Setelah 3 jam dalam pergumulan -saya hampir menyerah karena kepala terasa senut-senut- dengan sedikit paksaan dan bujukan serta iming-iming hadiah susu coklat hangat setelah bangun, barulah mereka terkapar.
Dari mana datangnya energi anak-anak saya itu? Menurut pengamatan saya, mereka rada beda dengan anak-anak lain yang sebaya. Sering, dalam hati, diam-diam, saya agak malu kalau sedang berada di tempat umum, anak-anak saya berlari-larian, berteriak, berguling-guling di lantai, bernyanyi keras dan sumbang dengan kosakata berantakan, sehingga saya sering mendapat teguran atau pandangan kesal dari penjaga atau pengujung lainnya.

“Jangan salahkan aku dong, emang situ nggak punya anak?”, “Aku bukan orang tua yang buruk dan tidak tahu mendidik anak!”, ” Mereka bukan anak-anak nakal, mereka cuman terlalu bergairah”, “Emang nggak liat ya, kalau aku juga sedang berjuang menenangkan mereka?” Saya sering menerangkan kepada orang-orang yang merasa terganggu itu dengan kata-kata tersebut lewat pandangan mata saya. Semoga mereka bisa mendegarnya.


Sekarang saya mulai mendapati jawabannya. Sepertinya energi itu adalah factor genetic juga. Lihat saja hari ini, betapa gigihnya saya berjuang untuk menidurkan mereka agar bisa menjangkau laptop, memeriksa FB, membaca berita, menulis sesuatu sambil diitemani secangkir kopi susu. Sakit kepala itu pelan-pelan lenyap ketika ketika otak mulai diaktifkan setelah beberapa hari di-vakum-kan oleh tugas ibu rumah tangga.

Saya pun mencoba mengambil segi positifnya: Tanpa perlu disuruh atau diajar, si Joel – setelah beranjak dari terrible two-nya- jika sedang sendiri sepanjang hari menggambar, menyusun balok atau menciptakan kerajinan tangan. Dan adiknya Matthew, yang masih berusia 2 tahun, setiap hari memberikan saya alasan untuk berolahraga dan latihan beban tanpa perlu mengunjungi gym.

Tidak ada komentar: