” Aku mau ber Istikharah dulu agar lebih mantap siapa pilihan saya kelak, dan aku berharap nanti tidak merasa ada yang tersakiti ” Ucap Raka kepada Nie.
Nie adalah gadis lain yang pernah
singgah dalam hati seorang, Raka. Dan Raka tahu ini adalah sebuah
pilihan sulit karena dia tahu kelak akan merasa ada yang tersakiti,
tapi itulah jalan hidup ketika dipuncak kebimbangan yang begitu ingin
memecah isi otak dikepala Raka, kehadiran Nie seperti menemukan sebuah
jalan lain yang begitu mulus diantara sebuah jalan terjal , bukan
sebagai pelampiasan tapi raka seperti menemukan kembali apa yang hilang
dalam dirinya.
Namun dalam perjalannya rasa bersalah
terus menggeluti hatinya dan Raka tak mau ambil resiko jika harus
selalu ada kebohongan diantara cinta segitiga itu, dan akhirnya Raka
memutuskan untuk jujur kepada dua gadis yang sangat begitu berharga
dalam kehidupannya walaupun ada beberapa hal yang harus disembunyiin
dari mereka berdua dan diluar dugaan ternyata mereka Lisa dan Nei bisa
menerima kondisinya.
Bahkan Lisa sempat mengatakan sesuatu
yang membuat Raka menitikkan air mata.
” Aku ikhlas A jika kamu milih dia, mungkin kehidupan kamu akan lebih mudah dan tenang dan aku pasti bahagia jika melihat kamu bahagia dan ijinkan saya untuk terus selalu sayang sama kamu karena kamu adalah sosok yang berharga dalam diriku ….”
—-******—–
Disuatu hari ketika pulang kerja, Raka
sedang berjalan dengan Lisa.
” Besok malam aku pulang dulu ya lisa, mau nengok mamah ” Ucap Raka kepada Lisa
” Lama ga a disana ” Tanya Lisa
” Ga lah paling 3 hari ” Jawab Raka
Jumat malam sekitar jam 9 akhirnya Raka
berangkat kekampung halamannya disebuah desa di Majalengka, tiba
diterminal Cirebon sekitar pukul 3 dinihari, terlalu pagi nyampainya.
” Isitirahat dulu lah ” Pikir Raka sambil berjalan ke arah Mushola.
Setelah menunggu berapa lama akhirnya
Adzan Shubuh berkumandang, Raka pun segera mengambil air wudhu dan
selanjutnya menunaikan kewajibannya sebagai seorang Muslim.
Tujuan Raka memang ingin menemui ibunya
tapi ada hal lain yang ingin Raka tuju yaitu dia berencana mengenalkan
Nie kepada ibunya, karena bagaimanapun Raka beranggapan jika ibunya
merestui apa yang dia pilih maka keyakinan untuk memilihnya makin kuat.
Ya pada sabtu siangnya Raka pergi
ketempat Nie berada yang kebetulan berangkat ke Jakarta gara-gara
ketinggalan Mobil jemputan, setelah tak berapa lama bercakap-cakap
dirumahnya Nie akhirnya Raka dan Nie pergi ke rumah ibunya Raka.
” Mah kenalin ini Nie, temen Raka ” Kata Raka kepada ibunya setelah beberapa saat sampai di rumah.
” Oh iya, silakan duduk ” Jawab ibunya Raka.
” Ya bu, Makasih ” Kata Nie dengan penuh senyum
Nie yang kebetulan sehari-harinya
memakai Jilbab memang terlihat begitu anggun dimata ibunya Raka.
” Ntar aku ambil minuman ya ” Kata Raka.
” Ya A ” Jawab Nie.
Raka sengaja meninggalkan Nie agar bisa
mengobrol dengan ibunya dengan maksud melihat sikap Nie kepada ibunya
juga tanggapan ibunya kepada Nie, tapi terlihat bahwa Nie sepertinya
menjaga imaje didepan ibunya Raka, lain hal dengan Lisa yang pertama
kali bertemu dengan ibunya Raka langsung terlihat akrab dan tak ada
rasa canggung sekalipun.
Setelah cukup lama ngobrol dan makan
bakso akhirnya Nie pamit dan Raka pun mengantar pulang Nie kerumahnya.
” Nie, setelah pertemuan ini mungkin saya akan melakukan Shalat Istikharah karena bagaimanapun saya harus menentukan pilihan diantara kalian dan saya berharap tak ada yang tersakiti atas semua ini ” Kata Raka kepada Nie setelah tiba dirumahnya.
” Ya aku ngerti dengan kondisi kamu dan aku juga ingin mengatakan jika kelak seandainya kamu memilih aku mungkin aku ingin segera menikah ” Jawab Nie
” Itu juga maunya aku Nie, berdoalah semoga keputusan nanti adalah yang terbaik buat kita semua ” Jawab Raka.
Setelah itu Raka pamit pulang. Pada hari
minggunya akhirnya Raka kembali pulang karena besoknya harus kerja
seperti semula.
Dalam perjalanan pulang di Bus, raka
hanya bisa melamun berkecamuk perasaan karena harus menentukan dua
pilihan yang terbaik yang kini ada didepan matanya, Lisa adalah sosok
yang begitu dekat dengan dia penuh perjuangan untuk mendapatkannya
serta pengorbanan dia yang begitu besar …. Nie seseorang yang begitu
sabar, keibuan dan pengertian ….
” Huh… Ya Allah kenapa musti terjadi, …. bagaimanapun aku harus memilih … ” Raka Merahuh.
—-******—–
Dengan penuh kemantapan hati dan khusu
dalam memohon petunjuk Illahi, Raka berharap akan datang sebuah
petunjuk siapa diantara mereka yang harus dia pilih.
Harapan Raka berharap bahwa yang dia
pilih datang lewat impian, tapi setelah sekian lama dia menunggu impian
itu tidak pernah datang tapi sebuah keteguhan hati dan keyakinan
menghampirinya.
” Ya Allah jika benar ini adalah keyakinan saya, teguhkanlah Ya Allah ” Pinta Raka dalam doanya.
Raka mengambil hp dan dia menekan sebuah
nama yang ada di Phone booknya itu>
” Halo … kamu sehat ……” Kata Raka dan terdengar jawaban dari seorang gadis.
” Maafkan saya, semoga kamu bisa menerima semua ini, bagaimanapun ini harus saya putusin, makasih atas semuanya atas kehadiran kamu yang sudah memberi warna dalam hidup saya…. kamu adalah yang terbaik tapi bukan untuk saya karena rasanya saya tidak pantas untuk kamu …. maafkan saya karena saya harus memilih dia ….” Jawab Raka, ada rasa sesak dalam perkataannya.
Tak lama setelah itu telepon pun
ditutup.
Ya hari itu Raka sudah membulatkan tekad
untuk memilih Lisa karena bagaimanapun terlalu banyak pengorbanan dan
perjuangan yang telah mereka lalui, walau rintangan didepan mata begitu
sangat berat tapi keyakinan dan kekuatan yang ada dihati Raka begitu
kuat.
“Bagaimanapun juga dia harus aku perjuangkan untuk bisa menemani kehidupan aku “—-******—–
Tidak ada komentar:
Posting Komentar