Selasa, 19 April 2011

Sekilas Pikiran Jalanan



Ini kebiasaan gwe sebenarnya, kebiasaan buruk yang tak patut untuk dicontoh. Yaitu, gwe kalo naik motor pikiran melayang kemana-mana. Mikir kapan gwe bisa punya mobil, mikir skripsi gwe, mikir kuliah gwe yang udah gwe tinggalin sebulan ini, mikir sisa uang bulanan yang tinggal dikit, dan mikir anak-istri gwe di rumah makan apa (haha…yang terakhir hoax).
Nah berhubung gwe suka mikir yang enggak-enggak di jalan, begitu pula yang terjadi dengan pikiran gwe pas pulang tadi yang keinget ajakan dugem temen kantor karena ada ultah salah satu band ternama asal Bandung. Yang jelas-jelas gwe tolak.
Selain ini salah satu bagian dari prinsip yang gwe pegang, “Gak Dugem”, tapi ternyata gwe menemukan alasan lain yang tanpa sengaja gwe temuin.

Tau kan kalo tempat dugem kaya’ apa? Asap rokok dimana-mana, orang-orang dengan pakaian sekarat berkeliaran, dan alunan musik jedug-jedug yang bikin telinga pecah seketika. Tau kan? Selain itu apa lagi hayow? Kalo ada yang nebak minuman keras dan orang mabok, berarti anda dapat poin 100 dari gwe.
Yups, tempat dugem memang berkaitan erat dengan hal-hal yang disebutin diatas. Tapi yang tadi sekilas melintas dalam pikiran gwe adalah minuman keras (khamer).
Tiba-tiba saya inget beberapa waktu yang lalu gwe ketakutan ketika nanti masuk dunia kerja, gwe menjadi dekat dengan hal-hal tersebut. Sesuatu yang sekarang gwe jauhi, nanti justru akan mendekat dengan alasan utama, KLIEN atau atas nama SOSIALISASI.
Pernah saya konsultasikan ini dengan seorang teman, kebetulan anak masjid, dan dia menjawab,”Melebur bukan berarti bercampur”. Yang dia maksud adalah gwe ikut ke tempat dugem, bergaul dengan mereka, tapi gwe gak sampe minum.
Oke, pada awalnya gwe setuju dengan jalan pemikiran dia ini. Tapi tetap terasa janggal bagi gwe. Sampai pada akhirnya gwe inget salah satu hadist yang mengatakan bahwa, “orang yang menjual, yang membelikan, yang menuangkan dan yang menemani orang minum khamer mendapat dosa yang sama dengan sang peminum”.
Wew, bersyukur gwe pernah belajar agama walau masih dangkal. Dan beruntung gwe gak menelan mentah-mentah omongan temen gwe. Seandainya iya, gwe akan jadi salah satu orang yang menemani orang minum khamer dan gwe justru akan mendapat kerugian lebih besar dari pada dia.
“Jika manfaat lebih kecil ataupun sebanding dengan mudharatnya, alangkah baiknya kita tinggalkan”

Tidak ada komentar: